Tak Terasa..


FuturePowerTak terasa hari ini sudah Jum’at lagi, padahal sepertinya baru kemarin saya memulai aktifitas saya, sekarang sudah ketemu Jum’at lagi, ketemu weekend lagi.

Seperti itu juga mungkin umur manusia, berlalu dengan sangat cepat, tak terasa, sudah sekian lama bekerja, tak terasa sekian lama ngeblog dll..dll..

Mungkin terlalu keasyikan dengan segala macem pernik aktifitas, sehingga terkadang melupakan banyak hal yang penting dalam hidup, masa depan.

Memang tak ada yang pernah tau akan seperti apa masa depan, tapi segala sesuatu yang akan dituai di masa depan, telah dan sedang ditanam di masa ini.

Jika saya lihat sekeliling saya, tak terasa hanya sedikit saja yang sempat saya simpan dari jerih payah saya di masa lalu selain kenangan dan bertambahnya umur.. . (mo jadi apa nanti???)

Sebuah perenungan membawa saya kepada pola pikir petani (embah-embah saya) jaman dulu, saat panen melimpah, ada sebagian dari hasil panen tersimpan di lumbung, sengaja disiapkan untuk menghadapi masa paceklik di masa depan (yang tidak bisa dipastikan).

Untuk saya, karena bukan petani, apa yang bisa saya panen saat ini adalah pendapatan dari gaji saya setiap bulannya. Tak banyak, tak melimpah, tapi jika itu tak saya sisihkan dalam lumbung saya, bagaimana saya dan keluarga akan dapat bertahan menghadapi masa paceklik nanti?

(mungkin tak harus menunggu nanti, sekarang inilah masa paceklik itu, BBM naik, segala sesuatu mungkin juga akan ikut naik harganya, lebih-lebih biaya kesehatan dan pendidikan).

Meski sedikit terlambat, saya pastikan mulai bulan ini dan seterusnya saya bangun ’lumbung padi’ saya.

(nyesel kenapa ngga dari dulu saat pertama mulai bekerja dan berpengasilan? seandainya dari dulu, mungkin lumbung saya sudah terisi cukup banyak ).

Bagaimana dengan anda?

*mencanangkan program pribadi : “berhemat & menabung (investasi)” serta sedikit menurunkan gaya hidup.

gambar dari sini

Penulis: *hari

melihat, mendengar dan belajar berbicara

28 tanggapan untuk “Tak Terasa..”

  1. # achoey sang khilaf : iya kang, nyesel kenapa baru nyadar sekarang, mudah2an belum terlampau terlambat semuanya. 😀

    # IndahJuli : Sepakat mbak, kalo memulai akan jauh lebih terlambat 😀

    # itikkecil : iya mbak, biar lebih hemat daripada saya beli laptop mending minjem dari mbak Ira saja gimana? :mrgreen:

    # wennyaulia : sepertinya mbak wenny ahli keuangan nih, bisa mohon petunjuk? 😀

  2. jd inget kt Purdi E Chandra milydr jogja yg punya primagama, karyawan (kuadran E dr cashflow kuadrane mas Robert T Kysk) itu sulit untuk akrab sama duit, lha ketemunya ama duit sebulan sekali,:D itupun setelah ketemu harus setor ke Bussines owner alias istri 😦

    jadi pengusaha Boss, nanem pepaya california yuk, apa nanem jati emas. nah kalau nanem2 ini yg jago mzhangga.
    atau kita bikin mie duda, buat nyaingin kang achoey.

    yg tidak kalah penting, masa depan yg paling depan ya Boss. yaitu jd penumpang Al-jenazah Airlines.

  3. # hanggadamai : lho apa iya sih Hang? :mrgreen:

    # hanggadamai (lagi) : iyalah masa iya mo ngalir kayak air got? 😀

    # hanggadamai (hetrik..halah!) : mo ampe 10x juga boleh koq :mrgreen:

    # ayaelectro : hal kecil yang mungkin udah terlupakan ya? 😥

    # trijokobs : wah betul sekali mas Tri, makanya biar jadi akrab sama duit, saya siapkan ‘lumbung’ untuk menyimpannya, biar kelak saat jadi penumpang Al-Jenasah ngga ngerepotin keluarga 😀
    wah boleh juga tuh idenya, tapi di sini ngga ada lahan kosong je, udah jadi beton semua 😦
    bikin mie duda? boleh juga sepertinya 😀

  4. saya udah mulai bikin lumbung padi sejak dulu tu mas… tapi tetep aja tergerogoti 😀 yah saya cuma bisa berpikir… untung saya sempet membangun… kalo engga..?

  5. # gajahkurus : betul om gajah, tapi kadang karena selembar benang itu terlalu sedikit seringkali diabaikan, begitu udah jadi selembar kain baru diributkan 😀

    # trijokobs : :mrgreen:
    *mengiringi dengan kecrekan*

    # n0vri : siap boss, memang seharusnya begitu, ortu yang bikin lumbung, anak yang menikmati padinya 😀

    # carra : wah sepertinya lumbungnya kurang aman tuh mbak? dibawah kasur ya? :mrgreen:

  6. wah, salut bung hari, saya kok malah belum kepikiran bikin “lumbung padi”, hiks. sungguh tak ter-manage dg baik. memang ada bagusnya kita memikirkan masa depan kita, apalagi anak2 sudah pasti makin bertambah usianya, makin banyak kebutuhannya, untuk bisaya hidup, sekolah, dsb. yang pasti makin banyak kebutuhan yang sering tak terduga. *kepingin juga utk membangun “lumbung padi”*

  7. # Sawali Tuhusetya : wah masa sih pak guru belum kepikiran?
    tapi memang posting ini sebetulnya wujud kekuatiran saya sebagai pasangan muda tentang masa depan, biaya pendidikan & kesehatan yang semakin lama semakin mahal, jika kami tak peduli dengan itu bagaimana masa depan anak-anak kami nanti?
    So mungkin akan sangat baik sama-sama memulai dari sekarang, nggih to pak guru?

    # wku : weks, lumbung saya dilengkapi kamera cctv lho, semua tikus pasti langsung ketauan :mrgreen:

    *nyiapin perangkap + racun tikus juga :mrgreen: *

    # SQ : anda bener mas, tapi tuhan toh bukan mesin ATM yang bisa kita ‘gesek’ tiap kali kita butuh, jadi apa yang didapat saat ini tetep mesti disisihkan untuk ‘masa paceklik’ (kebutuhan mendadak) di masa depan, bagaimana setuju?

    *oia, saya masih belum terlalu tua koq, masih layak dipanggil mas 😀

  8. Menabung mesti dipaksakan, walaupun gaji kecil….anggap saja seperti halnya pemotongan pajak penghasilan, dan dibuatkan rekening terpisah.

  9. # edratna : iya bu, memang harus begitu, kalo nunggu gaji gede *kapan gedenya??* malah ngga akan pernah nabung. (sayangnya saya pernah ditolak waktu bikin rekening baru di salah satu bank, alesannya satu saja sudah cukup, nanti bayar pajaknya -sekitar 20rb- susah 😥 )

  10. # masmoemet : wah, nabung di bank? pasti duitnya banyak nih :mrgreen:
    Soalnya nabng di BCA aja baru dapet bunga kalo saldo diatas 2jt.

    # Lsya_Riani : yup, begitulah seharusnya, jangan tunggu anak mo masuk sekolah baru grabak-grubuk nyari utangan 😥
    Eh tapi sebetulnya masa depan itu udah bisa diketahui dari sekarang koq, yaitu kelak akan nikah (buat yg belum), punya anak dan butuh biaya banyak untuk anak2nya. Yang masih ngga pasti itu, berapa pendapatan kita di masa depan. 🙂

    # FraterTelo : iya, dari bulan kemarin saya sudah memaksakan diri koq, bahkan sekaligus dua rekening, buat saya untuk dana pensiun dan buat Stesha untuk biaya pendidikan dia kelak.
    Iyo ter, selam ini saya juga mikir gitu, tapi sebetulnya yang terlalu kecil gajinya apa kebutuhan hidup yang tidak terkontrol ya?

Tinggalkan Balasan ke edratna Batalkan balasan